ٍSelamat Datang Kawan, Semoga Kita tetap Dalam Petunjuk-Nya
zwani.com myspace graphic comments
Free Twitter Backgrounds
Aku Bangga Menjadi Seorang Muslim

Senin, 15 Februari 2010

Absen Kejujuran


Kala itu (bukan nama mantan wapres kita) masih anget-angetnya istilah “Bapak Kamar”. Aku yang baru saja berganti status dari “diakui Siswa” menjadi “terakreditasi Mahasiswa” ikutan terjerat masuk ke dalam sindikat tersebut. Menurutku, istilah bapak kamar itu terasa agak miris dan kasar. Boro-boro jadi bapak dan sudak punya anak, lha ibunya mana?. Bukan masalah susahnya sih, mencari ibu kamar, nolak-nolak malah. Lagian, emang asyik, bapak tidur sendirian tanpa ditemani ibu?!, hehehe…
Aku yang sekamar dengan rekan aliyah, agaknya faham betul dengan kondisi psikologi mereka. Setidaknya, dulu aku juga pernah ngiler di atas bebangku mereka. Kebanyakan, mereka itu, sedang tinggi-tingginya rasa “kesetiakawanan”. Buktinya, mereka tak jarang meng”hadirkan” rekan sekamarnya yang jelas-jelas pulang tanpa izin atau keluar malam saat pengabsenan dari pengurus bidang keamanan. Seakan mereka sama sekali tidak percaya adanya hari pembalasan dan pertanggungjawaban perbuatan.
Malam itu, aku mendapat tugas mengabsen rekan sekamarku sendiri. Julukan kasarnya, “Anak Kamar”.
“Cah! Ngabsennya gimana nich?!, secara jujur pa bohongan!” teriakku.
Ngapusi wae kang!, ngapusi!”. Balas sebagian dari mereka.
“Ok-lah!, absenannya system bohongan, setuju?!”
“Setuju kang! Teriak mereka, preman kamar kegirangan. Mungkin mereka pikir, kalau aku itu tipe orang yang sangat setia pada kawan.
“Baik kalau begitu, berarti nanti yang hadir saya alpha!” gertakku kejam.
“yo kang! gak apa-apa. Aku besok-besok tak tidak usah hadir saja!” ancam balik mereka.
“Berarti, nanti yang tidak hadir, juga saya alpha!”
“Lho! Kok gitu to kang?!” Tanya mereka yang mulai kebingungan.
“ Katanya pengabsenannya memakai sistem bohongan?! Seharusnya, janji awal saya kan, kalau kalian tidak hadir, saya titik, alias saya hadirkan. Tapi, karena saya membohongi kalian , berarti absennya saya alpha!.
“Jadi!, hadir tidak hadir dialpha?!”
”Betttul, yo iyo lah!”
“Ya sudah, jujur bae lah kang!”
”Ok lah!. Ahmad Muhammad!” panggilku mengabsen.
“Maujud Akh!” teriaknya sambil mengangkat jari telunjuk.
“John wadouh be young!”
“Presen Frend!”
”Karyo suro ndono!”
”Nggih kang, wonten!”
Begitulah! Selama ”akal” masih bisa digunakan, maka ”okol” belakangan.
Oleh;
Muhith Alhilmy Alhasyimy
Jum’at, 11 Desember 2009,
11.00 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar